Selasa, 26 Januari 2016

Mengkritisi Bacaan "NAQL" Pada Potongan Ayat " Bi'Salismul Fusuuq "

Allah Swt dalam surat Al hujurat ayat 11 berfirman  :

ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻻ ﻳَﺴْﺨَﺮْ ﻗَﻮﻡٌ ﻣِﻦْ ﻗَﻮْﻡٍ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﻻ
ﻧِﺴَﺎﺀٌ ﻣِﻦْ ﻧِﺴَﺎﺀٍ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻦَّ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﻭَﻻ ﺗَﻠْﻤِﺰُﻭﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﻻ ﺗَﻨَﺎﺑَﺰُﻭﺍ
ﺑِﺎﻷﻟْﻘَﺎﺏِ ﺑِﺌْﺲَ ﺍﻻﺳْﻢُ ﺍﻟْﻔُﺴُﻮﻕُ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻹﻳﻤَﺎﻥِ ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺘُﺐْ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤُﻮﻥ
َ
Pada ayat tersebut terdapat satu bacaan yang menurut beberapa kitab tajwid termasuk "Ghoroib" (bacaan-bacaan aneh). Letaknya
pada potongan kalimat yang berbunyi "Bi'salismul fusuq".Tapi menurut kitab tajwid yang lain bukan termasuk darinya. Nama bacaan yang "kontroversial" dalam
penamaannya sering disebut bacaan "Naql".

Lalu apakah benar potongan ayat tersebut disebut "Naql" ? Mari kita
analisa secara ilmiyyah melalui kaedah Qiraat yang di paparkan oleh para ulama tajwid.

"Naql" secara istilah adalah memindahkan harakat ke huruf sebelumnya. Sebagai contoh dalam bacaan Imam Warsy dari Nafi' :

ﺍﻻﺭﺽ

Baca : Al ardhu dibaca alardhu.

Para ulama Qiraat telah merumuskan bacaan "Naql" ini dengan tiga syarat. Dimana jika satu dari 3 syarat ini tidak terpenuhi maka tidak sah dinamakan "Naql".

Imam Syatibi (pengarang Nadzam Syatibiyyah dalam Qiraat sab'ah) berkata dalam awal bait bab "Naql" dalam Nadzam Syatibiyyah :

. ﻭﺣﺮﻙ ﻟﻮﺭﺵ ﻛﻞ ﺳﺎﻛﻦ ﺍﺧﺮ # ﺻﺤﻴﺢ ﺑﺸﻜﻞ ﺍﻟﻬﻤﺰ ﻭﺍﺣﺬﻓﻪ ﻣﺴﻬﻼ

Beliau menjelaskan bahwa Imam Warsy dari Nafi membaca "Naql" dengan 3 syarat :

1. Terdapat sukun pada akhir kalimat dan hamzah pada kalimat berikutnya. Artinya sukun dan hamzah tidak pada 1 kalimat, harus berbeda tempat.

2. Huruf yang berharakat sukun harus huruf asli bukan huruf mad seperti pada :
 وفى انفسكم

3. Huruf yg di baca "Naql" adalah huruf hamzah (Yang dimaksud adalah hamzah Qoth atau hamzah asli bukan hamzah washal).

- Hamzah Washal adalah hamzah pada awal kata yang tidak dibaca ketika kemasukan huruf berharakat sebelumnya. Contoh
Kata : Imroatun, ketika disisipi huruf "Wa" sebwlumnya, maka bacanya Wamroatun.

- Hamzah Qoth adalah hamzah yang tetap dibaca ketika kemasukan huruf berharakat
sebelumnya. Contoh kata : Ardhun.
Ketika disisipi huruf "Wa" sebelumnya, maka bacanya tetap Wa ardhun, bukan wardhun seperti contoh diatas.

Setelah kita mengetahui 3 syarat bacaan "Naql" diatas, mari kita terapkan pada potongan kalimat pada surat Al hujurat Ayat 11 ini.
Apakah ia cocok disebut "Naql" ???

Dari ke 3 syarat tersebut ada satu syarat yang tidak terpenuhi. Syarat tersebut adalah syarat ke 3. Dalam syarat tersebut disebutkan bahwa hamzah yang dibaca "Naql" harus hamzah qoth. Sedangkan kata : Ism dalam surat Al hujurat ini adalah hamzah washal.

Untuk membuktikan bahwa hamzah disini adalah hamzah washal kita bisa mengetahuinya pada bacaan basmalah. Kita membacanya dengan : Bismillah, bukan bi ismillah.

Sehingga bisa saya tarik kesimpulan terdapat bertemunya 2 huruf yang di sukun pada kata "al ism" ini. 2 huruf yang bersukun tersebut adalah "lam" dan "siin".

Para ulama tajwid atau bahasa arab telah menetapkan sebuah kaedah : Jika 2 huruf sukun bertemu, maka huruf yang pertama dikasrah agar mudah untuk dibaca. Sebagaimana pada potongan ayat :

- بل الذين كفروا
- قل الله اعبد
- قل هو الله احد (1) الله الصمد (2)

Bacanya :
- Balil ladziina BUKAN bal al ladziina
- Qulillaaha a'bud BUKAN qul allaha a'bud.
- Qul huwallahu ahadunillaahus shamad (bacaan ketika disambung ayat pertama dan kedua) BUKAN ahadun allahus

Dalam dunia tajwed bacaan seperti ini dinamakan : At takhallus minil tiqoois saakinaini (menghindar dari 2 huruf yang disukun).

Kesimpulan

Potongan ayat pada surat Al hujurat 11 yang berbunyi " Bi'salismul fusuuqu " kurang tepat jika dinamakan bacaan "Naql", lebih tepatnya dinamakan : At Takhallus Minil Tiqoois Saakinaini.

Sebabnya adalah salah satu dari 3 syarat bacaan "Naql" tidak terpenuhi pada kata " Al ismu ", yaitu hamzah pada kata "ismu" bukan hamzah Qath, akan tetapi hamzah washal.

Sebagai cataan akhir bahwa menurut bacaan Hafs dari Ashim (bacaan yang kita baca sehari-hari) tidak didapati bacaan "Naql" sama sekali.

Mohon koreksi dan pembenaran para pembaca jika terdapat kesalahan dalam penguraian ini. Jazakumullahu khairon.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar